Kamis, 25 April 2013

Bow Vernon, Menghapus Perang di Kalangan Pesulap


Bow Vernon, street magic pickpocket specialist tembi Foto: dok.pribadi
Bow Vernon, prihatin dengan persaingan
yang tidak sehat diantara para pesulap

Ternyata sulap bisa jadi terapi membangkitkan rasa percaya diri meski baru bisa 1 trik. Itu yang dirasakan Bow Vernon. Sebelumnya, pemilik nama asli Aditya Aribawa itu bisa gemetaran jika harus bicara di depan umum, bahkan di depan teman-temannya sendiri.
 
Sekitar tahun 1994, saat liburan bersama keluarganya, Aditya Aribawa alias Bow Vernon makan di sebuah restoran. Di restoran itu ada seorang pesulap yang menghampiri setiap meja. Trik sulap kartu yang dimainkan di depan Bow dan keluarganya membuat Bow terheran-heran dan sangat ingin memiliki alat sulap. Bow sampai merengek-rengek pada mamanya untuk dibelikan alat sulap.
Begitu dibelikan kartu sulap, Bow tidak bosan-bosannya menunjukkan kebolehan pada teman-temannya di sekolah. Selama setahun Bow cuma bisa sulap 1 trik yang sama : menebak kartu yang diambil dan dikembalikan ke dalam tumpukan yang kemudian dikocok acak. Tanpa disadari, Bow lupa bahwa sebelumnya ia selalu grogi jika tampil di depan teman-temannya.

Selama setahun ilmu sulapnya nggak nambah-nambah karena dulu alat sulap belum mudah didapat. Bow sempat lupa dengan sulap selama lebih dari 5 tahun, sampai ketika duduk di kelas 3 SMA di SMAN 3, Jakarta.

Perhatiannya pada sulap kembali muncul karena ada acara Impresario di RCTI yang menampilkan pesulap Deddy Corbuzier. Kakaknya Bow yang bekerja di Indosat, pihak yang mensponsori acara itu, mengajak Bow nonton shooting acara tersebut. Bow sempat beberapa kali datang ke acara itu karena sangat tertarik dengan sosok sang pesulap.

Seorang teman Bow yang ternyata belajar sulap pada Deddy Corbuzier mengajaknya main ke rumah Deddy Corbuzier beberapa kali. Bow selalu terkagum-kagum dengan ruang dalam di rumah Deddy Corbuzier yang penuh dengan alat dan buku-buku pengetahuan sulap. Namun, Bow sama sekali tidak punya keberanian mencobanya, jangankan mencoba, mendekatpun Bow nggak punya nyali. Tiap kali datang ke rumah sang pesulap, Bow cuma berani duduk sambil mengagumi semuanya dari tempat ia duduk. Belakangan Bow baru tahu bahwa Deddy Corbuzier hanya mau mengajar kepada orang-orang yang nggak “nggratak” barang-barang sulapnya.
Bow Vernon,openstage magician tembi bantul Foto: dok.pribadi
Saling berbagi di “OpenStage”, ajang para pesulap yang digagas Bow Vernon
Mulai tahun 2000, ketika Bow masih kuliah di jurusan Ekonomi Trisakti, ia secara resmi tercatat sebagai murid pertama Deddy Corbuzier. Ia memilih menggunakan nama Bow Vernon karena ketertarikannya pada Dai Vernon, satu-satunya pesulap yang bergelar profesor. Setelah Bow, datanglah murid lain yaitu, Oge, Farou, Demian dan Decky. 

Selama hampir setahun, Bow bersama murid lainnya tidak hanya diajarkan trik sulap dan teater, tapi juga diwajibkan ngamen seminggu sekali di Roti Bakar EDDY, sebuah tempat nongkrong di daerah Blok M Jakarta Selatan. Kewajiban ini bikin Bow gelisah.

Karena penampilan mereka direkam oleh rekan mereka sendiri, Bow kena hukuman dari gurunya karena di sesi pertama itu Bow tidak unjuk kebolehan sama sekali, akibatnya Bow justru harus ngamen sendirian di minggu berikutnya.

Antara sebal dan bersyukur, pria kelahiran Jambi 24 Oktober 1982 itu sadar, cara yang diwajibkan itu adalah latihan terbaik untuk menguasai panggung di depan pemirsa.

Semakin banyak muridnya, tahun 2003 Deddy Corbuzier membentuk Pentagram. Pentagram yang sebelumnya dikenal hanya sosok Deddy Corbuzier, kemudian dikenal lebih luas di kalangan pesulap, lengkap sebagai tim manajemen.

Bersama Oge Arthemus dan Decky San, Bow tampil rutin di acara TV “Memang Sulap Memang Sihir” tahun 2003. Setelah syuting 13 episode, Bow mulai berpikir untuk lebih serius di sulap. Inilah titik balik bagi hidup Bow. Ia membulatkan tekad untuk terjun di dunia sulap sebagai profesinya. Sejak itu kuliahnya mulai banyak absen. Gelar sarjananya baru ia raih tahun 2010, sepuluh tahun sejak ia tercatat sebagai mahasiswa tahun 2000.
Bow Vernon,pemecah rekor Guinness Book of Record 70jam nonstop main sulap. Foto: dok.pribadi
Berbagai reaksi bisa bermunculan saat Bow Vernon beraksi,
mulai dari yang tertawa, terheran-heran atau kebingunan
Tahun 2004 bersama rekan pesulapnya di “Memang Sulap Memang Sihir” tampil di Mal Citos (Cilandak Town Square) memecahkan rekor main sulap nonstop 70 jam dalam acara penggalangan dana untuk korban Tsunami Aceh. Pertunjukan mereka tercatat di Guiness Book of Record. Bagi Bow ini adalah pengalaman luar biasa, di sini kerjasama antarketiga pesulap ditambah dukungan spontan dari 5 pesulap lainnya sangat besar. Mereka yang mendukung di sisi panggung ikut memperhatikan permainan mereka bertiga dan langsung memberi ide permainan secara spontan. Tenaga dan pikiran mereka bertiga benar-benar terkuras karena mereka hanya boleh istirahat ke kamar kecil selama 7 menit.

Tahun 2007 akhir Pentagram dibubarkan karena masalah internal. Bersama Oge, Decky, Farou dan Marsya Matilda mereka coba tampil mandiri. Mereka merancang konsep acara sulap, yang mereka jual ke PH Avant Garde. Mereka tampil di acara “Magic and Trick”-nya ANTV tahun 2008. Konsep acara sulap mereka mengenalkan sulap sebagai hal biasa, menghilangkan sesuatu dan memunculkan sesuatu. Selesai tayang acara Magic and Trick, Decky berhenti dan kerja kantoran sedangkan Marsya berhenti karena hamil dan melahirkan. Akhirnya Oge, Bow dan Farou membentuk tim baru dengan nama Trilogy.

Bow tidak mengingkari bahwa di kalangan para pesulap memang ada semacam kelompok-kelompok yang terkesan eksklusif. Lebih parah lagi, diantara pesulap ada juga yang “mencuri” trik atau “banting-bantingan” harga karena trik sulap banyak kemiripan. Hanya pesulap-pesulap tertentu saja yang punya ciri khas atau spesialisasi. Menurut Bow, kondisi ini sebetulnya merugikan pesulap, terutama berkaitan dengan profesi. Sulap jadi sulit berkembang, sulit menjadikan sulap memiliki posisi setara dengan seniman pertunjukan seperti misalnya musik. Pertunjukan sulap seringkali kalah menarik dibandingkan dengan musik, terutama untuk acara-acara internal perusahaan seperti gala dinner, atau gathering.

Bersama Oge, Bow menggagas “Open Stage”. Di event ini mereka mengundang 7 pesulap untuk tampil. Mereka menyebut penampil sebagai “line-up”, jadi bukan adu hebat-hebatan. Tujuannya adalah menjadikan Open Stage sebagai salah satu media untuk menjual diri dengan keahlian sulapnya, tanpa harus melalui kelompok atau agen.
Bow Vernon, the master Foto: dok.pribadi
Bow Vernon bersama rekan-rekannya di Trilogy Production
Diawal-awal responnya sangat sedikit, cuma sekitar 50-an pesulap yang mau hadir. Adanya Stand up Comedy yang mulai nge-trend secara tidak langsung membantu meningkatnya respon para pesulap yang hadir ke event Open Stage.
Event yang diadakan sebulan sekali ini tempatnya berpindah-pindah, biasanya di kafe. Melalui event ini Bow ingin juga mengedukasi masyarakat dan pesulap juga agar bisa menghargai seni sulap dengan pantas. Bow heran ada pesulap yang mau dibayar Rp 50 ribu untuk main dari jam 2 siang sampai jam 7 malam setiap hari selama 1 bulan penuh. “Sulap itu alatnya mahal dan belajarnya lama, kalo kita mau dibayar murah, itu artinya kita sendiri nggak menghargai seni ini,” paparnya saat bercerita kepada Tembi dengan nada geram.

Dalam event ini, mereka juga mengundang pesulap-pesulap senior dan produser-produser acara sulap di TV untuk berbagi pengalaman yang membangun karier. Dalam event ini ditemukan ada banyak pesulap yang hanya tahu trik tapi tidak tahu bagaimana tampil menarik.

Niat baik belum tentu dilihat memang baik, masih saja ada yang menganggap Open Stage sebagai bisnisnya Bow dan Oge. Banyak yang berpikir Bow dan Oge dibayar oleh pemilik kafe. “Padahal kalau boleh jujur, sebetulnya gue dan Oge seringkali nombok, biasanya kita keluar duit karena mbayarin minuman pesulap yang minumannya lupa dibayar,” ungkap Bow sambil tersenyum kecut. 

Bow tidak pernah takut berbagi kepada sesama pesulap, “Buat gue, kalo kita berbagi sesuatu, kita pasti akan dapat sesuatu juga”.
Temen nan yuk ..!

Source:  http://www.tembi.net

0 komentar:

Posting Komentar

tulis komentarnya yah...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites