TOKEK adalah sejenis reptil kecil untuk penyebutan lain dari “Cecak” yang berukuran besar. Tokek, merupakan cecak besar, berkepala besar, berkulit kasar dengan bentuk bintil besar-besar. Pada umumnya berwarna dasar abu-abu kebiruan atau abu-abu kehijauan dan ada yang agak kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik berwarna merah bata atau bintik-bintik kekuning-kuningan. Bentuk pangkal ekor ada yang membulat dan ada yang berbentuk persegi, kebagian ujung akan bulat memanjang. Bagian ekor berwarna belang-belang dengan beberapa baris bintil-bintil berwarna sesuai warna bagian tubuh lainnya. Tokek juga ada yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), bahkan ada yang berwarna dasar hitam polos atau belang hitam putih.
Ada yang mengatakan bahwa untuk membedakan jenis kelamin tokek, dapat dibedakan berdasarkan warna bintik-bintiknya. Tokek berjenis kelamin jantan, bintik-bintiknya berwarna merah bata dan berwajah sangar atau “kasar”. Sedangkan yang berjenis kelamin betina, bintik-bintiknya berwarna kekuning-kuningan dan berwajah halus atau “ayu”. Membedakannya juga bisa dari bentuk kepala, bentuk kepala agar panjang adalah berjenis kelamin jantan dan bentuk kepala agar pendek adalah berjenis kelamin betina.
Keistimewaan lain dari tokek adalah kemampuannya memutuskan ekornya sendiri, untuk menyelamatkan diri disaat terancam bahaya (sama seperti perilaku cicak pada umumnya) dan bertujuan untuk mengelabui atau mengalihkan perhatian pihak lawannya. Sehingga ia memiliki kesempatan untuk melarikan diri, bahkan tanpa ekor ia akan lebih cepat berlarinya. Pangkal ekor yang terputus itupun dalam waktu beberapa minggu sudah akan tumbuh kembali.
Adapun pakan tokek terdiri dari beragam jenis, antara lain berbagai jenis serangga (jangkrik, kecoa, belalang, lipan), cicak kecil, burung kecil, tikus kecil dan lain sebagainya.
Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata tokek memiliki beberapa manfaat juga. Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit (gatal-gatal, korengan, kudis, eksim, dll). Bahkan di beberapa daerah ada yang mempercayai bahwa mengkonsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah seksual bagi kaum pria.
Bahkan tokek sudah sejak lama, diproses menjadi tokek kering atau dendeng tokek, untuk dikonsumsi sebagai bahan obat tradisional atau untuk dibuat menjadi makanan kesehatan. Tokek kering ini bahkan sudah sejak lama telah menjadi komoditi eksport ke manca negara.
Manfaat lainnya yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya adalah adanya “issue” yang mengatakan bahwa lidah atau empedu dari tokek berukuran besar, dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV AIDS. Dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar, laku terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya.
Ada beberapa cara mengolah daging tokek untuk pengobatan, pertama tokek diambil untuk dibakar sampai hangus. Setelah itu ditumbuk/dihaluskan agar menjadi bubuk, bubuk tokek tersebut dicampur dengan sedikit kopi dan diseduh dengan air panas, seperti layaknya menyeduh secangkir kopi.
Cara kedua mengolah daging tokek adalah dengan menggoreng daging tokek (sudah dikuliti) dengan menggunakan bumbu-bumbu sesuai dengan selera masing-masing. Tokek yang dijadikan camilan (makan kering), layaknya belut goreng, juga sudah lama ada yang memproduksi dan memperdagangkannya.