Jumat, 06 Agustus 2010

Ketika Seni Sulap Dipertanyakan

Pada tahun 1823 seorang ahli Arkeologi bernama Hendry Wesetcart menemukan sebuah scroll ( gulungan ) di Egypt, scroll itu bercerita tentang dedi. Seorang tukang sihir kerajaan sata pemerintahan kufu, pir`aun Mesir yang membangun piramida Gizeh sekitar 4000 tahun silam, saat itu dedi menghibur raja Cheops dengan ilusi memotong kepala angsa dan berhasil menyatukannya kembali dalam keadaan hidup.

Dari situlah maka, sebagian ahli sejarah menyimpulkan bahwa seni sulap sudah ada sejak ribuan tahun silam, meski sebenarnya tidak ada yang tahu pasti sejak kapan seni sulap itu ada. Pertanyaannya adalah apakah pertunjukan yang dimainkan dedi saat itu adalah sihir hitam dengan bantuan jin atau ilmu pengetahuan yang bersifat logis? Apakah saat itu teknologi yang digunakan para pesulap pada zaman itu menunjang sama seperti teknologi yang digunakan pesulap zaman sekarang? Dan apakah inspirasi pertama para pesulap adalah sihir?

Dalam tulisan saya ini, saya berusaha mencoba memandang lebih objektif tentang apa yang saya rasakan mengenai permainan sulap, sihir hitam serta apa yang dimaksud dengan muslihat. Sulap sering dipandang sebelah mata karena dianggap sebagai hiburan yang membohongi public dan sebagian beranggapan bahwa sulap berhubungan dengan dunia supranatural dan sihir hitam yang menyesatkan padahal tidak seperti itu.

Saya pernah menemukan sebuah situs yang membahas mengenai sulap, disitu dibahas mengenai DEPAG ( Departemen Agama ) yang mengharamkan pertunjukan sulap, MUI se-Jawa mengharamkan acara The Master dan melarang anak-anak menonton acara sejenis.

Saya sebagai pesulap terbuka mengakui dan menghormati MUI yang mengeluarkan fatwa seperti itu karena mungkin MUI melihat mudorot dari sulap yang disaksikan selama ini. Sulap adalah seni pertunjukan yang mempunyai caranya sendiri untuk menghibur orang lain yang dapat menimbulkan efek yang tidak lazim dan mampu mengendalikan kejadian-kejadian diluar peristiwa normal tetapi semua itu bisa dijelaskan secara logis menggunakan ilmu pengetahuan SAINS, dan perhitungan tanpa ada bantuan jin yang berkolaborasi dengan setan serta hal-hal yang berbau supranatural lainnya.

Mirip seperti film yang kita tonton ada scenario, rekayasa kejadian dan efek yang luar biasa sehingga penonton menjadi terpukau, terpengaruh, dan terhibur. Pada tahun 1584 Reginald Scot menulis sebuah buku yang mengexpose sulap se detail mungkin dan berhasil menerangkan serta memisahkan sulap dengan ilmu sihir hitam.

Ada seorang guru SD ( Sekolah Dasar ) yang mempraktekan sulap pada anak muridnya dengan cara menebak kartu yang dipilih salah seorang muridnya. Suatu ketika sang guru tidak berhasil menebak kartu sang murid, lalu sang guru berkata “ Wah! Magisnya kurang jin-nya sedang gak kompak ! ” dan setelah dicoba untuk kedua kalinya sang guru berhasil menebak kartu yang dipilih sang murid, setelah sang guru berhasil ia pun berkata “ Nah, jin-nya udah datang nih … ! ”

Anekdot diatas merupakan contoh kejadian yang saya dengarkan dari mulut sahabat dekat saya, sebagaian Magician menggunakan embel-embel jin sebagai alasan untuk menutupi triknya. Inilah yang disadari banyak pesulap sebagai kesalahan yang harus diperbaiki, dikutip dari George Shcindler “ Sulap nomor dua, yang penting hiburan yang kita berikan! ”

Sulap dan sihir adalah hal yang berbeda. Perbedaan sihir dan sulap sangat lah jelas, sihir digunakan para dukun untuk mencelakakan orang dan memunculkan kesengsaraan. Sedangkan sulap bertujuan untuk menghibur orang dan membawa kecerian kepada orang yang sedang sedih. “ Izinkan saya menghibur anda, izinkan saya membuat anda tersenyum ( Gyps ) ”

Mohon maaf bila dalam tulisan saya ini mengandung kekeliruan, saya tidak akan mengetahui kebenaran tanpa kesalahan, saya mohon koreksi dan masukan apabila memang ada yang harus diperbaiki.

sumber : http://muslimahbelajar.wordpress.com/

0 komentar:

Posting Komentar

tulis komentarnya yah...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites